June 9, 2009

Sosis

Tadi pagi, entah kenapa, aku tiba tiba melo banget. Tiba tiba saja, kenangan akan Bapak semakin kuat. Ini pasti gara gara FB-nya Djeung Lala. Tapi emang sih.. setiap Juni, kenangan itu pasti datang.

It’s OK.

Ini adalah pengalaman manis tentang koki handal yang sempat aku sempat aku singgung sedikit pada bagian akhir tulisan ini. Koki itu adalah bapakku sendiri. Dan resep istemewanya adalah SOSIS. Heemmmm nyam.

Keluarga kami bukanlah keluarga yang berkelimpahan. Cukup saja. Kalo orang bilang kelas menengahlah. Jadi jangan heran kalo sosis merupakan makanan yang cukup jarang kami nikmati.
Pernah suatu kali, Pakdhe dan Budhe datang dari Solo, untuk mengajak kami jalan jalan ke Borobudur. Sebelum ke Borobudur, kami sempat mampir ke Depot SS, di perempatan Jl. Magelang. (sayang depot itu sekarang sudah tidak ada lagi)
Dan menu yang kami santap adalah... sosis. Benar-benar terasa waktu lezat itu. Kalo om Bondan bilang "mak nyussss... "
Aku sangat menikmatinya dan lahap tentu saja. (mungkin waktu itu Bapak melihat dengan miris, wah anakku kok benar-benar kalap gini)

Waktu berlalu, sampai tiba-tiba ibu mengajakku ke pasar, tempat Bapak menggelar barang-barang second hand-nya. Memang kadang aku mampir ke pasar, tapi kok ini tumben tumbennya Ibu mengajak khusus ke sana. Kami naik becak ke pasar. Sesampai di pasar, ternyata Bapak sudah membeli beberapa gulung usus kering, bahan pembuat kulit sosis. Wow... besar banget & panjang. Persis seperti yang di depot SS. Selain itu ada juga sebongkah daging cincang. Hemmmm bakal makan enak neh :-)
Trus Bapak memberikan ibu catatan kecil. Resep rahasia rupanya. Setelah itu aku dan ibu pergi ke toko yang telah ditunjukkan oleh Bapak. Lumayan juga jalan kaki ke toko itu. Pasar Beringharjo – Pajeksan. Aku tidak tahu namanya, tapi bentuknya bubuk berwarna coklat.

Setelah sampai dirumah, segera ibu mempersiapkan bumbu bumbu sesuai dengan catatan Bapak. Lama sekali rasanya menunggu Bapak pulang. Akhirnya suara khas itu datang. Suara yang seperti menyapa "Bapak pulang..." Suara yang tercipta dari bercumbunya stang sepeda onthel dan tempat minum alumunium (itu tuh... tempat minum yang biasa dipakai tentara). Aku bergegas membuka pintu.
Setelah istirahat sejenak, masuklah sang koki ke gelanggang pemasakan. Ibu bertindak sebagai assisten koki. Kurang topinya aja neh... :-p
Bumbu bumbu diulek dan disatukan. Daging cincang, dicincang lagi. Setelah itu daging cincang itu diuleni dengan bumbu. Ditambah kecap sedikit, dan diuleni lagi. Hemmmm berbayang nikmatnya sosis di depot SS.
Setelah semua siap, mulailah daging cincang berbumbu rahasia ayah mulai dimasukkan ke usus. Usus yang sebelumya berisi angin, pelan pelan berisi daging. Tak lupa aku ngrusuhi Bapak dan Ibu. Ingat, ngrusuhi ya, bukan membantu. Kakak juga nimbrung di dapur. Seru!! Aseek juga masak rame rame di dapur.
”Eeeitt.. ett.. eettt!!” seru Bapak ketika ususnya terkoyak dan isinya terburai keluar. Sementara kami hanya bisa memandang dengan geli.

Akhirnya malam itu kami makan besar. Sosis special racikan Bapak. Tentang rasa, jangan ditanya. Depot SS juga lewat. Jauuuhhh...
Dan menurutku, sosis itu terasa lebih mak nyus karena prosesnya. Karena reriungan dan canda di dapur. Karena empet empetan kami berempat di dapur yang kecil, apalagi sambil ngrubungi senampan kecil daging cicang berbumbu itu. Terasa nikmat sekali.

Paginya kami makan sosis lagi, siang sosis lagi, sore masih sosis lagi. Keesokan harinya lagi, masih makan sosis. My lovely father, he was a great chef.

Pare Pare, Juni 09

10 comments:

  1. waaahhh seru banget... seneng punya bapak yang pinter masak ya..
    bapakku paling cuma bisa masak air. mana pernah dia masuk ke dapur.

    Tapi setelah pensiun, dan anak-anak pergi semua ke luar negeri, akhirnya mau juga dia masuk dapur, untuk mencuci piring dan masak nasi! Lauknya dia beli di restoran sih. hehhehe

    ahhh jadi kangen papa. kalo aku kangen papa selalu bulan juli, krn dia ultah bulan juli.

    EM

    ReplyDelete
  2. wah senengnya maem sosis bareng...
    pantesss!!!!!
    :)

    ReplyDelete
  3. @ EM:
    seru dong... sbenernya yang bikin makin enak tuh kebersamaan waktu masaknya kok...

    @ the Afdhal:
    you know lah...

    ReplyDelete
  4. wah,, kalo saya sech gk suka mkn sosis,,,

    ReplyDelete
  5. Aku suka sosiiiiiiisssss..suka bangetttttttt....mau di goreng, di rebus...mau di masak jadi lauk! mau di bikin bareng indomie...seruuuuuu...hihihi...


    Btw, papa ya bang..

    Papaku masih hidup, walaupun kurus karena diabet selama 6 tahun terakhir ini...membaca postingn ini membuat ku ingin memeluk papa erat sekali :)

    ReplyDelete
  6. @yessy:
    suka sosisss or sosyisssss?
    Bapakku sdh meninggal, salah satunya krn komplikasi diabet yess

    @myryani:
    salam kenal.. trimakasih sdh berkunjung

    ReplyDelete
  7. Mas...
    sepertinya mas dekat sekali ya sama bapak ?

    Begitu banyak kenangan yang ada.

    Tapi apapun makanan, mainan yang dibuat, atau bunga yg ditanam. Soal rasa, keindahan atau bentuk itu nomor dua !
    Yang paling berasa adalah kebersamaan itu. iks
    saya jadi ingat main kuda2an sama bapak dulu ;)
    Luv my parents soooo much

    ReplyDelete
  8. @ Eka:
    yach.. kebersamaan yg paling berkesan. Makanya orang jawa bilang: mangan ra mangan ngumpul

    ReplyDelete
  9. Bro...

    Memang kenangan saat memasaknya itu yang nggak terbeli, ya....
    Terharu banget baca tulisan ini, euy...

    ReplyDelete
  10. @ lala:
    benar La.. reriuangannya yg tak tertandingi

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.