Senja ini aku kembali bertemu dengan mu
Gadis Ceria anakku
Ingin aku mendekap mu, memeluk mu, mencium mu
Tapi tak kulakukan itu
Biarlah aku tetap menjadi tante berkerudung ungu bagimu
Dan jangan lagi kau pinta aku membuka kacamata hitamku
Biarlah itu menjadi penutup mata kelam bergenang air mata
Air mata yang bisa mengalir dan menghayutkanmu
Ke kelam masa lalu mu
Cukuplah aku yang tenggelam, bukan kamu
Biarlah kamu hidup bersama orang tuamu
Itu yang terbaik bagi mu
Maafkan Ibu anakku
Maafkan aku yang hanya menyusuimu tiga hari
Maafkan aku yang tidak sanggup menjadi bapak dan ibu
Maafkan aku yang hanya bisa menyelimuti
Memeluk mu
Mencium mu
Lalu meninggalkanmu
Gadis Ceria anakku
Rasakanlah kesegaran setiap titik embun pagi
Ada hening dan hangat pelukku
Dan dalam setiap semilir angin senja
Ada senandung dan belai tanganku
Atau lihatlah cerianya cahaya rembulan
Ada senyum dan sapaku
Percayalah dalam setiap nafasku
Ada doa bagimu anakku
Satu pinta Gadis Ceria anakku
Jangan pernah kau hina para pelacur
Karena merekalah yang menjadi bentengmu
Benteng kesucian bagi Gadis Ceria
Mereka rela diterkam serigala berliur nafsu
Mereka telah mati jiwa, dan menjadi seonggok daging
Daging yang bisa dibeli dan dinikmati
Lalu dibuang
Jangan pernah kau tanyakan keagungan cinta mereka
Mereka telah mati bagi orang yang dicintai
Bagi teman temanmu yang lahir dan besar di sini
Di lokalisasi
Sekali lagi pintaku padamu
Jangan pernah kau hina para pelacur
Demi aku, ibumu
Gadis Ceria,
Jangan kamu bermegah menjadi anak cucu Maria
Hanya karena kamu tumbuh di dalam harmoni
Aku takut kamu menjadi Maria Magdalena
Jika kamu tumbuh di sini, di lokalisasi
Jangan pernah kau salahkan juga ibuku
Karena mendekapku di sini
Dan jangan kau tanyakan duka dan tangisku
Ketika memutus rantai ini
GA 603, Jkt - Upg
Jun 09
Pekan Baca 2024
5 months ago
apapun dia
ReplyDeletesiapapun dia
cinta seorang ibu
terhadap anaknya
tidak bisa dipertanyakan orang lain
dan tidak perlu diragukan
hmmm ...membuatku berpikir
memang ini masalah sosial yang
amat sulit diatasi
nice posting bro
EM
@ EM:
ReplyDeletekadang terngiang:
"... tiada kasih yang lebih agung
selain orang yang serahkan nyawa
bagi orang yang dikasihnya ..."
Beuhhhhh....tetteppp dalemmm
ReplyDelete"Dalem sumpah" bro
itu tuh, puisimu di Blog Friendster di copas donk kesini
@ afdhal:
ReplyDeleteitu stock lama... blm sempet euy utk co pas ke sini :-)
dicopas segera wae...inga' inga' target karo adecent :)
ReplyDelete@ Afdhal:
ReplyDeletehe..he.. he.. btw adecent kemana ya? jarang banget nongol.
Saya merinding membacanya...
ReplyDeleteSebuah keadaan sosial yang dilihat dari sisi lain. Perspektif yang unik.
Heem kenapa saya bisa terlewat tidak membaca yang ini ya....
anw kasih ibu (yang waras karena saya sering melihat yg tidak waras) itu seperti kata mbak EM tidak bisa dipertanyakan lagi. KASIH tanpa pamrih
@ eka:
ReplyDeletekasih ibu spanjang jalan, kasih anak spanjang galah..
know them and you'll get new perspektif