Apa yang terlintas di benak kita jika kita dilontari pertanyaan seperti itu? Mungkin akan terlintas dibenak kita Gotham City, tempat Batman beraksi. Atau somewhere di lembah Arizona, sebagaimana digambarkan dalam film thriller Bats.
Atau mungkin ada juga terlintas kota Soppeng.
Soppeng? Wattansoppeng? Mana itu? Why??
Yup... Soppeng atau lebih tepatnya Wattansoppeng, adalah kota kecil, yang menjadi ibukota kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Sangat tepat jika kota kelelawar adalah Gotham City di dunia nyata. Bukan fiksi.
Kota ini sangat unik, karena tepat ditengah kota, terdapat ribuan atau bahkan puluan ribu kelelawar bergelantungan. Anehnya lagi, kelelawar-kelelawar tersebut hanya bergelantungan di pohon asam sekitar masjid raya saja. Bukan ditempat lain. Dan jangan dibayangkan kelelawarnya kecil-kecil. Sebesar kucing-kucing bo....
Sejak kapan kelelawar-kelelawar tersebut mulai bersarang di pusat kota Soppeng tidak ada yang tahu dengan pasti. Menurut kesaksian orang-orang tua, kelelawar itu sudah ada sejak mereka kecil. Bahkan mereka juga mendengar bahwa orang tua mereka juga sudah hidup bersama dengan kelelawar-kelelawar tersebut. Jadi secara temurun warga Soppeng menjadi saksi adanya fenomena ini. Namun demikian dalam naskah-naskah tua, seperti lontara, tidak disinggung sama sekali tentang keberadaan kelelawar-kelelawar.
(sebagaimana kita ketahui bersama lontara adalah salah satu sumber sejarah yang menjadi rujukan jika ingin mempelajari "seluruh" Sulawesi Selatan pada masa lampau)
Bagi kita, orang luar Soppeng, mungkin aneh dengan keberadaan kelelawar tersebut. Namun bagi warga asli yang sudah sekian puluh tahun hidup bersama, kehadiran kelelawar tersebut menjadi hal yang biasa. Bau menyengat dan pekik kelelawar sudah tidak mengganggu lagi.
Bahkan jika kelelawar-kelelawar tersebut pergi dan tak kembali, warga di Soppeng justru takut. Pertanda buruk. Sesuatu bencana atau musibah akan datang ke kota Soppeng. Yach... mereka percaya bahwa kelelawar itu bukan kelelawar biasa.
Pernah pada tahun 1990an, kelelawar-kelelawar tersebut pergi dan tidak kembali lagi, karena salah satu pohon besar, tempat tinggal kelelawar, ditebang oleh pemda demi pembangunan kantor. Tak lama kemudian, kebakaran besar menghanguskan pasar sentral. Pusat ekonomi dan kehidupan kota Soppeng luluh lantak.
Kelelawar-kelelawar itu kembali ke Soppeng setelah diadakan upacara pemanggilan mereka.
Di kota-kota sekitar Soppeng juga beredar mitos, bahwa jika kita terkena kotoran kelewar itu, kita akan berjodoh dengan warga Soppeng. So kalo ada yang pingin cari jodoh orang Soppeng, berdiri saja dibawah pohon itu, sambil berharap dapat "rejeki" nomplok... yyyeaachh!!!
Sungguh beruntung sore ini aku sempat mampir di Soppeng, sehingga bisa share pemandangan luar biasa. Bersamaan dengan kumandang adzan Maghrib, lepas landas-lah ribuan kelelawar, meninggalkan sarangnya. Suara teriakan kelelawar yang berkeciap, menjadi senggakan bagi merdu kumandang adzan.
Yach.. kumandang adzan selalu mengiringi kepergian maupun kedatangan kelelawar Soppeng.
Maghrib mereka terbang, dan Subuh mereka pulang.
Kemana mereka pergi dan dari mana mereka datang tidak ada yang tahu secara pasti.
Mungkin mereka mengunjungi saudaranya di Gotham City sana...
Namun sayang, camera yang kubawa cukup jadul, dan cuaca agak mendung. Jadi mohon maaf, gambar tidak bisa terlihat dengan jelas.
Satu hal lagi yang mengundang tanya dalam benakku. Di pinggiran kota Soppeng banyak anjing berkeliaran di malam hari. Tampaknya liar tak bertuan.
Di kota yang terkenal Islami ini, mengapa banyak berkeliaran makhluk yang diharamkan yach??
Soppeng,
May 09
nah soppeng....sudah lama dengar ada kota kelelawar di sul-sel, jebolane soppeng..
ReplyDeletehihihi, malu ah ngaku orang bugis...malah dapat banyak info dari orang jogja yang nyasar di sono...
sippp..mantapzzz
bukan masalah malu ato gak... tp sempat ato gak itu aja... he..he..
ReplyDeleteLalu apakah orang sana makan paniki, masakan kelelawar seperti di menado?
ReplyDeletesoal anjing yang berada di mana-mana... saya juga ingin bertanya pertanyaan yang sama pada kaum muslimin pada waktu melihat film Iran yang disutradarai Abbas Kiarostami, di dalam film terlihat anjing liar hehehe.
EM
@ EM:
ReplyDeletepastinya tidak makan paniki, salah satunya krn kelelawar itu dianggap "keramat", pertimbangan haram/tidaknya aku kurang tahu apakah jadi alasan atau tidak
film apa mbak EM? bagus gak? film d sini isinya product dalam negeri & holywood aja... sangat jarang ada film lain... pdhl kan bagus2 juga film negara lain.
waaah film non holiwood tapi apa main ya di Indonesia?
ReplyDeletecoba baca aja postingan aku yang ini
http://imelda.coutrier.com/2008/12/02/nonton-bioskop/EM
Di Jambi kalong2 itu malah di buru dengan layangan. http://inspirasipakde.com/2009/03/21/menyulap-kalong-menjadi-uang-saku/
ReplyDeleteTernyata tiap kota memiliki ke khasan ya... jadi kapan rencananya mereka akan bertemu dengan rajanya si Batman itu?
@ PakDhe:
ReplyDeleteBenar Pak, negeri kita sangat kaya & beragam, sangat unik
maksud hati pingin jumpa Batman sang Raja, namun apa daya diriku tak kuasa menghadapi Drakula sang Punggawa...
hiks..hiks... ngacciiiiirrrr
Sopeng..? koq kalo denger nama ini bukan di sulawesi ya..
ReplyDeletetapi somewhere di Jogja sana..
lupa.. dimanakah itu...
inget gak mas?
@ eka:
ReplyDeletesopeng di jogja? Shoping kali? singkatan dari Shoping Centre.. itu tuh, dulu tempat jualan buku2, trus ada 2 bioskop, Senopati & Jogja, skr sdh jadi taman pintar.. sebelahan sama beteng verdenburg..
atau kopeng? tempat wisata di lereng gunung lawu, dkt dengan solo kalo yang ini.
atau yg lain..
kalo soppeng yg ini, lha mbok yakin di sulawesi selatan